BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap
organisasi perlu melakukan suatu perencanaan (planning) dalam setiap
kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan
baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya.
Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi
untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena
itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum
melakukan proses proses perencanaan.
Perencanaan
diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini
merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan
tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan
organisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam
setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat
melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan
merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam
menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur
yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari
proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan
menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai
jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah adalah sebagai
berikut :
1.
Pengertian Perencanaan (planning) ?
2.
Definisi Planning menurut para ahli ?
3.
Tujuan Perencanaan (objective of planning) ?
4.
Asas-asas Perncanaan (Principles Of Planning) ?
5.
Tipe-tipe perencanaan ?
6.
Macam-macam perencanaan ?
7. Bagaimanakah
Rintangan-rintangan terhadap perencanaan yang efektif ?
8. Beberapa
petunjuk untuk membuat perencanaan lebih efektif ?
9. Bagaimanakah
cara menyesuaikan rencana dengan situasi ?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian perencanaan.
2. Untuk
mengetahui Definisi Planning menurut para ahli.
3. Untuk
mengetahui Tujuan Perencanaan.
4. Untuk
mengetahui Asas-asas Perncanaan.
5. Untuk
Mengetahui Tipe-tipe perencanaan.
6. Untuk
mengetahui Macam-macam perencanaan.
7. Untuk
mengetahui Rintangan-rintangan terhadap perencanaan yang efektif.
8. Untuk
Mengetahui petunjuk membuat perencanaan lebih efektif.
9. Untuk
mengetahui cara menyesuaikan rencana dengan situasi.
BAB
II
PEMBAHAASAN
2.1 Pengertian Perencanaan (Planning)
Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar (fundamental)
manajemen,karena organizing,staffing,directing,dan controlling pun harus
terlebih dahulu di rencanakan. Perencanaan ini adalah dinamis.Perencanaan ini
di tujukan pada masa depan yang penuh dengan ketidakpastian,karena adanya
perubahan kondisi dan situasi[1]. Hasil perencanaan baru akan diketahui pada masa
depan. Agar risiko yang di tanggung itu relatif kecil, hendaknya semua
kegiatan,tindakan,dan kebijakan direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan ini
adalah masalah”memilih”,artinya memilih tujuan,dan cara terbaik untuk mencapai
tujuan tersebut dari beberapa alternatif yang ada.Tanpa alternatif,perencanaan
pun tidak ada. Perencanaan pun tidak ada. Perencanaan merupakan kumpulan dari
beberapa keputusan.
Perencanaan
diproses oleh perencanaan (planner),hasilnya menjadi rencana (plan).
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan rencana. Produk dari
perencanaan adalah rencana.
Perencanaan dan rencana sangat
penting,karena:
1. Tanpa
perencanaan dan rencana berarti tidak ada tujuan yang ingin dicapai.
2. Tanpa
perencanaan dan rencana tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga banyak pemborosan.
3. Rencana
adalah dasar pengendalian,karena tanpa ada rencana pengendalian tidak
dapat dilakukan.
4. Tanpa
perencanaan dan rencana berarti tidak ada keputusan dan proses manajemen pun
tidak ada.
2.2 Definisi Planning Menurut Para Ahli
v Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Perencanaan
adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih
tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program
dari alternatif-alternatif yang ada.
v Menurut G.R.Terry
Perencanaan
adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan
asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
v
Menurut Louis A.Allen
Perencanaan adalah menentukan
serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diiginkan
v Menurut Billy E.Goetz
Perencanaan adalah pemilihan yang
fundamental dan masalah perencanaan timbul,jika terdapat alternatif-alternatif.
v Menurut Drs.H.Malayu S.P Hasibuan
Rencana
adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu. Jadi,setiap rencana mengandung dua
unsur,yaitu:”tujuan dan pedoman”.
efektif.
2.3 Tujuan Perencanaan (objective of
planning)
Adapun Tujuan Perencanaa adalah sebagai berikut :
1.
Perencanaan bertujuan untuk menentukan
tujuan, kebijakan-kebijakan,prosedur,dan program serta memberikan pedoman
cara-cara pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan
2.
Perencanaan bertujuan untuk menjadikan tindakan
ekonomis,karena semua potensi yang dimiliki terarah dengan baik pada tujuan.
3.
Perencanaan adalah satu usaha untuk memperkecil risiko
yang dihadapi pada masa yang akan datang.
4.
Perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan dilakukan
secara teratur dan bertujuan.
5.
Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap
tentang seluruh pekerjaan
6.
Perencanaan membantu penggunaan
suatu alat pengukuran hasil kerja.
7.
Perencanaan menjadi suatu landasan
untuk pengendalian.
8.
Perencanaan merupakan usaha untuk menghindari mismanagement dalam
penempatan karyawan.
9.
Perencanaan membantu peningkatan daya guna dan hasil
guna organisasi.
2.4 Asas-asas Perncanaan (PRINCIPLES
OF PLANNING)
a. Principle of contribution to objekctive
Setiap perencanaan dan
segala perubahannya harus ditujukan kepada pencapaian tujuan
b. Principle of efficiency of planning
Suatu perencanaan efisien,
jika perencanaan itu dalam pelaksanaannya dapat mencapai tujuan dengan biaya
uang sekecil-kecilnya.
c. Princple of primacy of planning (asas pengutamaan perencanaan)
Perencanaan adalah
keperluan utama para pemimpin dan fungsi-fungsi lainnnya, organizing,
staffing, directing, dancontrolling.
d. Principle of pervasiveness of planning (asas pemerataan
perencanaan)
Asas
pemerataan perencanaan memegang peranan penting mengingat pemimpin pada tingkat
tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan bertanggung jawab atas berhasilnya
rencana itu.
e. Principle of planning premise (asas patokan perencanaan)
Patokan-patokan
perencanaan sangat berguna bagi ramalan, sebab premis-premis perencanaan dapat
menunjukkan kejadian-kejadian yang akan dating.
f. Principle of policy frame work (asas kebijaksanaan pola
kerja)
Kebijaksanaan
ini mewujudkan pola kerja, prosedur-prosedur kerja, dan program-program kerja
tersusun.
g. Principle of timing (asas time)
Adalah
perencanaan waktu yang relative singkat dan tepat
h. Principle of planning Communcation
Perencanaan
dapat disusun dan dikoordinasikan dengan baik, jika setiap orang bertanggung
jawab terhadap pekerjaannya dan memperoleh penjelasan yang memadai mengenai
bidang yang akan dilaksanakannya.
i. Principle of alternative (asas alternative)
Alternative
ada pada setiap rangkaian kerja dan perencanaan meliputi pemilihan rangkaian
alternative dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga tercapai tujuan yang telah
ditetapkan.
j. Principle of limiting factor (asas pembatasan factor)
Dalam
pemilihan alternative-alternative, pertama harus ditujukan pada factor-faktor
yang strategis dan dapat membantu pemecahan masalah. Asas alternative dan
pembatasan factor merupakan syarat mutlak dalam penetapan keputusan.
k. The commitment principle (asas keterikatan)
Perencanaan
harus memperhitungkan jangka waktu keterikatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
l. The principle of flexibility (asas fleksibilitas)
Perencanaan
yang efektif memerlukan fleksibilitas, tetapi tidak berarti mengubah tujuan.
m. The principle of navigation change (asas ketetapan arah)
Perencanaan
yang efektif memerlukan pengamatan yang terus-menerus terhadap
kejadian-kejadian yang timbul dalam pelaksanaannya untuk mempertahankan tujuan.
n. Principle of strategic planning (asas perencanaan strategis)
Dalam
kondisi tertentu manajer harus memilih tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
menjamin pelaksanaan rencana agar tujuan tercapai dengan
2.5 Tipe-tipe Perencanaan
Pengklasifikasian
perencanaan telah banyak dilakukan oleh para ahli. Apapun bentuk
pengklasifikasian itu, perencanaan jelas saling terkait antara satu jenis
perencanaan lainya.beberapa tipe-tipe perencanaan yang dimaksud
¨
2.5.1 Perencanaan berdasarkan jangkauan dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Rencana strategic adalah rencana yang diterapakan pada
organisasi secara keseluruhan dan mnetapkan tujuan keseluruhan oraganisasi.
Rencana strategis dapat dipandang sebagai rencana secara umum yang
menggambarkan pengalokasian sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
2.
Rencana operasional adalah rencana yang meliputi area
operasional tertentu dari sebuah organisasi.
¨
2.5.2 Perencanaan berdasarkan kerangka waktu terbagi menjadi dua
yaitu:
1. Rencana
jangka panjang adalah rencna yang mempunyai jangka waktu lebih dari 3 tahun.
2.
Rencana jangka pendek adalah rencana yang berjangka
waktu kurang dari 1 tahun.
¨ 2.5.3 Perencanaan berdasarkan
spesifisitas terdari dari dua yaitu:
1. Rencana
spesific adalah rencana yang didefinisikan secara jelas dan tidak memberikan
ruang bagi interpretasi.
2.
Rencana fleksibel yang menentukan panduan umum, memberikan
fokus tetapi tidak membatasi manajer padaa tujuan spesifikasi atau serangkaian
tindakan
¨ 2.5.4 Perencanaan berdasarkan frekuensi
penggunaan , dibagi menjadi dua yaitu:
1. Rencana
sekali pakai adalah rencana satu kali yang secara spesific didisain untuk
memenuhi kebutuhan dalam situasi yang unik.
2.
Rencana siaga adalah rencana berkelanjutan yang
memberikan panduan untuk aktivitas yang dilakukan
2.6 Macam-macam Prencanaan
Macam-macam perencanaan
dalam pengantar manajemen dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Perencanaan Organisasi
Yang terdiri
dari :
a. Perencanaa
Strategis
Rencana
strategis yaitu rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis.
Tepatnya, rencana strategis adalah rencana umum yang mendasari keputusan
alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan strategis.
b. Perencanaan
Taktis
Adalah
rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk
mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana strategis
pada umumnya melibatkan manajemen tingkat atas dan menegah dan jika
dibandingkan dengan rencana strategis, memiliki jangka waktu yang lebih singkat
dan suatu fokus yang lebih spesifik dan nyata
c. Perencanaan
Operasiona
Adalah
rencana yang menitikberatkan pada perencanaan rencana taktis untuk mencapai
tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer ingkat menegah dan tingkat bawah,
rencana operasional memiliki fokus jangka pendek dn lingkup yang relatif lebih
sempit. Masing-masing rencana operasional berkenaan dengan suatu rangkaian
kecil aktivitas. Kami menjelaskan perencanaan dengan lebih mendekati pada
bagian selanjutnya.
2.
Perencanaan Operasional
Yang terdiri
dari:
a. Rencana
sekali pakai : dikembangkan untuk melaksanakan serangkaian tindakan
yang mungkin tidak berulang di masa mendatang.
b. Program : rencana
sekali pakai untuk seragkaian aktivitas yang besar.
c. Proyek : rencana
sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit dan lebih tidak kompleks
dibandingkan dengan program.
d. Perencanaan tetap : dikembangkan
untuk aktivitas yang berulang secara teratur selama suatu periode waktu
tertentu.
e. Kebijakan : rencana
tetap yang merinci respons umum organisasi terhadap suatu masalah atau situasi
tertentu.
f.
Prosedur operasi standar : rencana
tetap yang menguraikan langkah-langkah yang harus diikuti dalam situasi
tertentu.
g. Aturan dan
peraturan : rencana tetap yang mendeskripsikan dengan tepat bagaimana
aktivitas tertentu dilaksanakan
h. Perencanaan kontinjensi
: Jenis perencanaan lain yang juga penting adalah perencanaan kontinjensi (contingency
planning) yaitu penentuan serangkaian tindakan alternatif jika suatu rencana
tindakan secara tidak terduga tergganggu atau dianggap tidak sesuai lagi.
BAB
III
PERENCANAAN
YANG EFEKTIF
3.1 Rintangan-rintangan terhadap
perencanaan yang efektif
Ada dua
jenis hambatan pengembangan rencana-rencana efektif.
Pertama adalah penolakan internal para perencana
terhadap penetapan-penetapan tujuan dan pembuatan rencana untuk mencapainya.
Dengan kata lain,hambatan ini bersumber pada ketidakmampuan individu-individu
perencana untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan.
Hambatan kedua,ada bukan didalam tetapi di luar perencana, yaitu keengganan umum para anggota organisasi intuk menerima perencanaan dan rencana-rencana karena perubahan-perubahan yang di timbulkannya.
Hambatan pembuatan rencana efektif. Karena penetapan tujuan merupakan langkah esensi pertama dalam perencanaan, para manajer yang tidak dapat menetapkan tujuan yang cukup berarti akan tidakmapu membuat rencana-rencana efektif. Ada sejumlah alas an mengapa banyak manajer ragu-ragu atau gagal menetapkan tujuan dan membuat rencana bagi organisasi atau kelompok/satuan kerja mereka yaitu :
Hambatan kedua,ada bukan didalam tetapi di luar perencana, yaitu keengganan umum para anggota organisasi intuk menerima perencanaan dan rencana-rencana karena perubahan-perubahan yang di timbulkannya.
Hambatan pembuatan rencana efektif. Karena penetapan tujuan merupakan langkah esensi pertama dalam perencanaan, para manajer yang tidak dapat menetapkan tujuan yang cukup berarti akan tidakmapu membuat rencana-rencana efektif. Ada sejumlah alas an mengapa banyak manajer ragu-ragu atau gagal menetapkan tujuan dan membuat rencana bagi organisasi atau kelompok/satuan kerja mereka yaitu :
1. Kurang
pengetahuan tentang organisasi. Para manajer tidak dapat menetapkan
tujuan-tujuanyang berarti bagi satuan-satuan kerja mereka mempunyai pengetahuan
tentang pekerjaan satuan kerja dan organisasi secara keseluruhan.
2. Kurang
pengetahuan tentang lingkungan. Para manajer sering kurang memahami lingkungan
eksternal organisasi, seperti pesaing, penyedia, lembaga-lembaga pemerintah,
langganan dan sebagainya, sehingga menjadi bingung tentang arah yang diambil
dan enggan menetapkan tujuan yang pasti.
3. Ketidakmampuan
melakukan peramalan secara efektif . rencana0rencana dibuat tidak hanya
didasarkan “pengalaman masa lalu”
4. Kesilutan
perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang.
5. Biaya.
Perencanaan memerlukan banyak biaya penggunaan sumber daya-sumber daya
keuangan.
6. takut gagal.
Para manajer sering memandang kegagalan sebagai ancaman terhadap keamanan
jabatannya, pengharganaan, respek orang lain terhadap dirinya. Hal ini membuat
para manajer enggan mengambil resiko dan menentukan tujuan tertentu.
7. kurang
percaya diri. Bila para manajer kurang percaya diri mereka akan ragu-ragu
menetapkan tujuan yang menantang.
3.2 Petunjuk untuk membuat perencanaan
lebih efektif
Perencanaan yang efektif
dan baik memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Menyadari adanya perluang.
Artinya, kesadaran akan suatu kesempatan merupakan titik awal yang sebenarnya
dari perencanaan. Hal itu meliputi suatu pandangan pendahuluan terhadap
kemungkinan adanya peluang-peluang di hari depan dan kemampuan untuk melihatnya
dengan jelas dan lengkap, suatu pengetahuan tentang dimana kita berdiri pada
sudut kekuatan dan kelemahan kita, suatu pengertian tentang mengapa kita ingin
memecahkan ketidakpastian, dan suatu visi tentang apa yang menurut harapan kita
akan kita dapatkan.
2.
Menentukan tujuan. Artinya,
tujuan-tujuan yang menentukan hasil-hasil yang diharapkan menggambarkan hal-hal
akhir yang harus dilakukan, dimana penekanan penting harus ditempatkan, dan apa
yang harus dicapai oleh jaringan strategi, kebijakan, prosedur, peraturan,
anggaran dan program-program.
3.
Menentukan Premis. Artinya,
Premis adalah asumi-asumi perencanaan. Dengan kata lain, lingkungan yang
diharapkan dari rencana-rencana yang sedang dilaksanakan. Apabila premis
perencanaan yang konsekuen makin dipahami oleh perencana, maka akan semakin
terkoordinasilah perencanaan perusahaan itu.
4.
Menentukan arah tindakan
alternatif. Artinya, langkah keempat di dalam perencanaan adalah mencari dan
memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak nampak
dengan segera
5.
Mengevaluasi arah tindakan
alternatif. Artinya, dalam langkah ini, tindakan dan kegiatan yang telah
dilakukan perlu dilakukan evaluasi kekurangan dari tindakan alternative yang
diambil dan dirasa menghambat atau menggangu jalannya kegiatan tujuannya agar
tidak terjadi kesalahan para tahap-tahap selanjutnya dari kegiatan tersebut.
6.
Memilih satu arah tindakan,
artinya langkah yang terakhir dari perencanaan ini merupakan langkah yang
paling menentukan untuk melanjutkan pada proses pelaksanaan. Dilain hal, sebeuh
perencanaan yang baik dan efektif
haruslah memiliki criteria-kriteria sebagai berikut:
1.
Logis dan Rasional.
Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh sebab itu maka
perencanaan tersebut bisa dijalankan
2.
Komprehensif. Perencanaan
yang baik juga harus memenuhi syarat komprehensif. Artinya menyeluruh dan
mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung terhadap perusahaan.
Perencanaan yang baik tidak hanya terkait dengan bagian yang harus kita
jalankan, tetai juga dengan mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan
bagian lain di perusahaan.
3.
Fleksibel. Artinya,
perencanaan yang baik diharapkan dapat beradaptasi dengan perubahan dimasa yang
akan datang, tapi bukan berarti perencanaan itu dapat diubah seenaknya
4.
Komitmen. Perencanaan yang
baik harus merupakan dan melahirkan komitmen terhadap seluruh anggota
organisasi untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen
dapat dibangun dalam sebuah perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan
beranggapan bahwa perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai oleh organisasi.
5.
Realistis, perencanaan yang
baik perlu memenuhi persyaratan realistis. Artinya, apa yang dirumuskan oleh
perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu
yang dihadapi perusahaan
3.3 Cara Menyesuaikan Rencana dengan
Situasi
“Menyesuaikan
rencana dengan situasi yang ada” merupakan petunjuk penting untuk perencanaan
yang efektif.
Mengapa “Penyesuaian Rencana” adalah
penting
Kita mengetahui bahwa banyak
perusahaan yang nampaknya sangat berhasil meskipun tanpa perencanaan.Sebagai
contoh, meskipun Henry Ford mengabaikan perencanaan, perusahaanya (Ford Motor
Company) berhasil juga sampai pertengahan tahun 1940-an.
Mengapa perencanaan itu
kadang-kadang efektif, dan kadang-kadang tidak efektif ? Mengapa beberapa perusahaan hanya sedikit
melakukan perencanaan tetapi dapat berhasil, sedangkan yang lain tidak berhasil
meskipun terkait dalam perencanaan ?
Kita telah menyinggung beberapa
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sebelumnya. Dalam suatu hal,
beberapa perencanaan lebih efektif dari pada yang lain sebagai contoh, mereka
menyusun ramalan yang baik dan memilih alternatif yang lebih baik pula
sedangkan beberapa perusahaan lain yang melakukan perencanaan dengan ketat
tidak menerapkannya dengan baik.
Faktor-faktor
Untuk Menyesuaikan Rencana Dengan Situasi
Ada
dua aspek tentang situasi yang akan di bahas dalam ini yaitu:
1. Lingkungan
Perusahaan
Lingkungan
perusahaan itu selalu berubah-ubah, misalnya,adanya pengenalan produk baru oleh
para pesaing, perubahan kesukaan pembeli,dan seterusnya.Kita akan melihat bahwa
semakin cepat perubahan itu terjadi, semakin kurang kita mengandalkan pada
perencanaan yang menditail,peramalan menurut statistik, dan hierarkhi tujuan.
2. Product
Life Cycle
Aspek penting yang kedua adalah
posisi perusahaan dalam product life cyclenya. Kita akan melihat bahwa perencanaan
itu dilakukan apabila product baru yang ada yang sudah mencapai tahap
kedewasaan dalam product life cyclenya. Sekarang kita akan melihat lebih dalam
lagi tentang ide-ide
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perencanaan
adalah hal utama yang harus diperhatikan dalam menjalankan sebuah program atau
kegiatan karena pada perencanaan terdapat banyak unsur-unsur yang menjadi
tujuan-tujuan perusahaan. Unsur-unsur tersebut dilakukan dengan berbagai macam
cara seorang menager dalam menyusun sebuah perencanaan agar terciptanya
perencanaan yang baik dan efektif sehingga dapat dijadikan sebagai penilaian
yang baik terhadap perencanaan oleh perusahaan atau organisasi itu sendiri atau
pihak lain. Dengan demikian, kualitas seorang maneger dalam mengelola
organisasi, perusahaaan, atau bahkan negara ditentukan bagaimana ia menyusun
sebuah perencanaan.
Hal ini dikarenakan seorang manager adalah orang yang
bertanggung jawab atas perusahaan, organisasi, dengan program yang ia tetapkan.
Dengan kualitas seorang manager yang memiliki perencanaan yang matang, tentunya
setiap fungsi yang ada dalam sebuah perusahaan, organisasi, atau pun negara
akan berjalan dengan semestinya dan menghasilkan sebuah tujuan bersama sesuai
yang ditargetkan dan yang diharapkan.
4.2 Saran
Berdasarkan pembahasan diatas kami mengharapkan
saran-saran dari pembaca yang bisa membangun dan membuat makalah ini bisa
menjadi lebih baik lagi. Kami
sadar bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna dan belum sepenuhnya
ideal.
BAB
V
DAFTAR
PUSTAKA
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen.
BPFE – Yogyakarta
Griffin, Manajemen. Airlangga, Jakarta, 2004
Amirullah, Rindyah Hanafi, Pengantar Manajemen. Graha
Ilmu, Yogyakarta, 2002
.
0 komentar:
Posting Komentar