MAKALAH PERENCANAAN YANG EFEKTIF [PLANNING]

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan (planning) dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses proses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

1.2  Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1.      Pengertian Perencanaan (planning) ?
2.      Definisi Planning menurut para ahli ?
3.      Tujuan Perencanaan (objective of planning) ?
4.      Asas-asas Perncanaan (Principles Of Planning) ?
5.      Tipe-tipe perencanaan ?
6.      Macam-macam perencanaan ?
7.      Bagaimanakah Rintangan-rintangan terhadap perencanaan yang efektif ?
8.      Beberapa petunjuk untuk membuat perencanaan lebih efektif ?
9.      Bagaimanakah cara menyesuaikan rencana dengan situasi ?
1.3  Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian perencanaan.
2.      Untuk mengetahui Definisi Planning menurut para ahli.
3.      Untuk mengetahui Tujuan Perencanaan.
4.      Untuk mengetahui Asas-asas Perncanaan.
5.      Untuk Mengetahui Tipe-tipe perencanaan.
6.      Untuk mengetahui Macam-macam perencanaan.
7.      Untuk mengetahui Rintangan-rintangan terhadap perencanaan yang efektif.
8.      Untuk Mengetahui petunjuk membuat perencanaan lebih efektif.
9.      Untuk mengetahui cara menyesuaikan rencana dengan situasi.
BAB II
PEMBAHAASAN
2.1  Pengertian Perencanaan (Planning)
Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar (fundamental) manajemen,karena organizing,staffing,directing,dan controlling pun harus terlebih dahulu di rencanakan. Perencanaan ini adalah dinamis.Perencanaan ini di tujukan pada masa depan yang penuh dengan ketidakpastian,karena adanya perubahan kondisi dan situasi[1]. Hasil perencanaan baru akan diketahui pada masa depan. Agar risiko yang di tanggung itu relatif kecil, hendaknya semua kegiatan,tindakan,dan kebijakan direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan ini adalah masalah”memilih”,artinya memilih tujuan,dan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut dari beberapa alternatif yang ada.Tanpa alternatif,perencanaan pun tidak ada. Perencanaan pun tidak ada. Perencanaan merupakan kumpulan dari beberapa keputusan.
Perencanaan diproses oleh perencanaan (planner),hasilnya menjadi rencana (plan). Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan rencana. Produk dari perencanaan adalah rencana.
Perencanaan dan rencana sangat penting,karena:
1.  Tanpa perencanaan dan rencana berarti tidak ada tujuan yang ingin dicapai.
2.  Tanpa perencanaan dan rencana tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga banyak              pemborosan.
3.   Rencana adalah dasar pengendalian,karena tanpa ada rencana pengendalian tidak dapat dilakukan.
4.   Tanpa perencanaan dan rencana berarti tidak ada keputusan dan proses manajemen pun tidak ada.


2.2  Definisi Planning Menurut Para Ahli
v  Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program dari alternatif-alternatif yang ada.

v  Menurut G.R.Terry
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

v  Menurut Louis A.Allen
Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diiginkan
v  Menurut Billy E.Goetz
Perencanaan adalah pemilihan yang fundamental dan masalah perencanaan timbul,jika terdapat alternatif-alternatif.

v  Menurut Drs.H.Malayu S.P Hasibuan
Rencana adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu. Jadi,setiap rencana mengandung dua unsur,yaitu:”tujuan dan pedoman”.
efektif.
2.3  Tujuan Perencanaan (objective of planning)
Adapun Tujuan Perencanaa adalah sebagai berikut :
1.      Perencanaan bertujuan untuk menentukan tujuan, kebijakan-kebijakan,prosedur,dan program serta memberikan pedoman cara-cara pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan
2.      Perencanaan bertujuan untuk menjadikan tindakan ekonomis,karena semua potensi yang dimiliki terarah dengan baik pada tujuan.
3.      Perencanaan adalah satu usaha untuk memperkecil risiko yang dihadapi pada masa yang akan datang.
4.      Perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan dilakukan secara teratur dan bertujuan.
5.      Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan
6.       Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukuran hasil kerja.
7.       Perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian.
8.      Perencanaan merupakan usaha untuk menghindari mismanagement dalam penempatan        karyawan.
9.      Perencanaan membantu peningkatan daya guna dan hasil guna organisasi.  
2.4   Asas-asas Perncanaan (PRINCIPLES OF PLANNING)
a.      Principle of contribution to objekctive
Setiap perencanaan dan segala perubahannya harus ditujukan kepada pencapaian tujuan
b.      Principle of efficiency of planning
Suatu perencanaan efisien, jika perencanaan itu dalam pelaksanaannya dapat mencapai tujuan dengan biaya uang sekecil-kecilnya.
c.       Princple of primacy of planning (asas pengutamaan perencanaan)
Perencanaan adalah keperluan utama para pemimpin dan fungsi-fungsi lainnnya, organizing, staffing, directing, dancontrolling.
d.      Principle of pervasiveness of planning (asas pemerataan perencanaan)
Asas pemerataan perencanaan memegang peranan penting mengingat pemimpin pada tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan bertanggung jawab atas berhasilnya rencana itu.
e.       Principle of planning premise (asas patokan perencanaan)
Patokan-patokan perencanaan sangat berguna bagi ramalan, sebab premis-premis perencanaan dapat menunjukkan kejadian-kejadian yang akan dating.
f.       Principle of policy frame work (asas kebijaksanaan pola kerja)
Kebijaksanaan ini mewujudkan pola kerja, prosedur-prosedur kerja, dan program-program kerja tersusun.
g.      Principle of timing (asas time)
Adalah perencanaan waktu yang relative singkat dan tepat
h.      Principle of planning Communcation
Perencanaan dapat disusun dan dikoordinasikan dengan baik, jika setiap orang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan memperoleh penjelasan yang memadai mengenai bidang yang akan dilaksanakannya.
i.        Principle of alternative (asas alternative)
Alternative ada pada setiap rangkaian kerja dan perencanaan meliputi pemilihan rangkaian alternative dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan.
j.        Principle of limiting factor (asas pembatasan factor)
Dalam pemilihan alternative-alternative, pertama harus ditujukan pada factor-faktor yang strategis dan dapat membantu pemecahan masalah. Asas alternative dan pembatasan factor merupakan syarat mutlak dalam penetapan keputusan.
k.      The commitment principle (asas keterikatan)
Perencanaan harus memperhitungkan jangka waktu keterikatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
l.        The principle of flexibility (asas fleksibilitas)
Perencanaan yang efektif memerlukan fleksibilitas, tetapi tidak berarti mengubah tujuan.
m.    The principle of navigation change (asas ketetapan arah)
Perencanaan yang efektif memerlukan pengamatan yang terus-menerus terhadap kejadian-kejadian yang timbul dalam pelaksanaannya untuk mempertahankan tujuan.
n.      Principle of strategic planning (asas perencanaan strategis)
Dalam kondisi tertentu manajer harus memilih tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menjamin pelaksanaan rencana agar tujuan tercapai dengan

2.5  Tipe-tipe Perencanaan
Pengklasifikasian perencanaan telah banyak dilakukan oleh para ahli. Apapun bentuk pengklasifikasian itu, perencanaan jelas saling terkait antara satu jenis perencanaan lainya.beberapa tipe-tipe perencanaan yang dimaksud
¨          2.5.1 Perencanaan berdasarkan jangkauan dibagi menjadi dua, yaitu:
1.       Rencana strategic adalah rencana yang diterapakan pada organisasi secara keseluruhan dan mnetapkan tujuan keseluruhan oraganisasi. Rencana strategis dapat dipandang sebagai rencana secara umum yang menggambarkan pengalokasian sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
2.       Rencana operasional adalah rencana yang meliputi area operasional tertentu dari sebuah organisasi.
¨          2.5.2 Perencanaan berdasarkan kerangka waktu terbagi menjadi dua yaitu:
1.       Rencana jangka panjang adalah rencna yang mempunyai jangka waktu lebih dari 3 tahun.
2.       Rencana jangka pendek adalah rencana yang berjangka waktu kurang dari 1 tahun.
¨           2.5.3 Perencanaan berdasarkan spesifisitas terdari dari dua yaitu:
1.       Rencana spesific adalah rencana yang didefinisikan secara jelas dan tidak memberikan ruang bagi interpretasi.
2.       Rencana fleksibel yang menentukan panduan umum, memberikan fokus tetapi tidak membatasi manajer padaa tujuan spesifikasi atau serangkaian tindakan
¨           2.5.4 Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan , dibagi menjadi dua yaitu:
1.       Rencana sekali pakai adalah rencana satu kali yang secara spesific didisain untuk memenuhi kebutuhan dalam situasi yang unik.
2.       Rencana siaga adalah rencana berkelanjutan yang memberikan panduan untuk aktivitas yang dilakukan
2.6  Macam-macam Prencanaan
Macam-macam  perencanaan dalam pengantar manajemen dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Perencanaan Organisasi
Yang terdiri dari :
a.       Perencanaa Strategis
Rencana strategis yaitu rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis. Tepatnya, rencana strategis adalah rencana umum yang mendasari keputusan alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
b.      Perencanaan Taktis
Adalah rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana strategis pada umumnya melibatkan manajemen tingkat atas dan menegah dan jika dibandingkan dengan rencana strategis, memiliki jangka waktu yang lebih singkat dan suatu fokus yang lebih spesifik dan nyata
c.       Perencanaan Operasiona
Adalah rencana yang menitikberatkan pada perencanaan rencana taktis untuk mencapai tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer ingkat menegah dan tingkat bawah, rencana operasional memiliki fokus jangka pendek dn lingkup yang relatif lebih sempit. Masing-masing rencana operasional berkenaan dengan suatu rangkaian kecil aktivitas. Kami menjelaskan perencanaan dengan lebih mendekati pada bagian selanjutnya.
2.      Perencanaan Operasional
Yang terdiri dari:
a.       Rencana sekali pakai : dikembangkan untuk melaksanakan serangkaian tindakan yang mungkin tidak berulang di masa mendatang.
b.      Program : rencana sekali pakai untuk seragkaian aktivitas yang besar.
c.       Proyek : rencana sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit dan lebih tidak kompleks dibandingkan dengan program.
d.      Perencanaan tetap : dikembangkan untuk aktivitas yang berulang secara teratur selama suatu periode waktu tertentu.
e.       Kebijakan : rencana tetap yang merinci respons umum organisasi terhadap suatu masalah atau situasi tertentu.
f.        Prosedur operasi standar  : rencana tetap yang menguraikan langkah-langkah yang harus diikuti dalam situasi tertentu.
g.      Aturan dan peraturan : rencana tetap yang mendeskripsikan dengan tepat bagaimana aktivitas tertentu dilaksanakan
h.      Perencanaan kontinjensi : Jenis perencanaan lain yang juga penting adalah perencanaan kontinjensi (contingency planning) yaitu penentuan serangkaian tindakan alternatif jika suatu rencana tindakan secara tidak terduga tergganggu atau dianggap tidak sesuai lagi.

BAB III
PERENCANAAN YANG EFEKTIF
3.1  Rintangan-rintangan terhadap perencanaan yang efektif
Ada dua jenis hambatan pengembangan rencana-rencana efektif.
Pertama adalah penolakan internal para perencana terhadap penetapan-penetapan tujuan dan pembuatan rencana untuk mencapainya. Dengan kata lain,hambatan ini bersumber pada ketidakmampuan individu-individu perencana untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan.
            Hambatan kedua,ada bukan didalam tetapi di luar perencana, yaitu keengganan umum para anggota organisasi intuk menerima perencanaan dan rencana-rencana karena perubahan-perubahan yang di timbulkannya.
Hambatan pembuatan rencana efektif. Karena penetapan tujuan merupakan langkah esensi pertama dalam perencanaan, para manajer yang tidak dapat menetapkan tujuan yang cukup berarti akan tidakmapu membuat rencana-rencana efektif. Ada sejumlah alas an mengapa banyak manajer ragu-ragu atau gagal menetapkan tujuan dan membuat rencana bagi organisasi atau kelompok/satuan kerja mereka yaitu :

1.      Kurang pengetahuan tentang organisasi. Para manajer tidak dapat menetapkan tujuan-tujuanyang berarti bagi satuan-satuan kerja mereka mempunyai pengetahuan tentang pekerjaan satuan kerja dan organisasi secara keseluruhan.
2.      Kurang pengetahuan tentang lingkungan. Para manajer sering kurang memahami lingkungan eksternal organisasi, seperti pesaing, penyedia, lembaga-lembaga pemerintah, langganan dan sebagainya, sehingga menjadi bingung tentang arah yang diambil dan enggan menetapkan tujuan yang pasti.
3.      Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif . rencana0rencana dibuat tidak hanya didasarkan “pengalaman masa lalu”
4.      Kesilutan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang.
5.      Biaya. Perencanaan memerlukan banyak biaya penggunaan sumber daya-sumber daya keuangan.
6.      takut gagal. Para manajer sering memandang kegagalan sebagai ancaman terhadap keamanan jabatannya, pengharganaan, respek orang lain terhadap dirinya. Hal ini membuat para manajer enggan mengambil resiko dan menentukan tujuan tertentu.
7.      kurang percaya diri. Bila para manajer kurang percaya diri mereka akan ragu-ragu menetapkan tujuan yang menantang.
3.2  Petunjuk untuk membuat perencanaan lebih efektif
Perencanaan yang efektif dan baik memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Menyadari adanya perluang. Artinya, kesadaran akan suatu kesempatan merupakan titik awal yang sebenarnya dari perencanaan. Hal itu meliputi suatu pandangan pendahuluan terhadap kemungkinan adanya peluang-peluang di hari depan dan kemampuan untuk melihatnya dengan jelas dan lengkap, suatu pengetahuan tentang dimana kita berdiri pada sudut kekuatan dan kelemahan kita, suatu pengertian tentang mengapa kita ingin memecahkan ketidakpastian, dan suatu visi tentang apa yang menurut harapan kita akan kita dapatkan.
2.      Menentukan tujuan. Artinya, tujuan-tujuan yang menentukan hasil-hasil yang diharapkan menggambarkan hal-hal akhir yang harus dilakukan, dimana penekanan penting harus ditempatkan, dan apa yang harus dicapai oleh jaringan strategi, kebijakan, prosedur, peraturan, anggaran dan program-program.
3.      Menentukan Premis. Artinya, Premis adalah asumi-asumi perencanaan. Dengan kata lain, lingkungan yang diharapkan dari rencana-rencana yang sedang dilaksanakan. Apabila premis perencanaan yang konsekuen makin dipahami oleh perencana, maka akan semakin terkoordinasilah perencanaan perusahaan itu.
4.      Menentukan arah tindakan alternatif. Artinya, langkah keempat di dalam perencanaan adalah mencari dan memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak nampak dengan segera
5.      Mengevaluasi arah tindakan alternatif. Artinya, dalam langkah ini, tindakan dan kegiatan yang telah dilakukan perlu dilakukan evaluasi kekurangan dari tindakan alternative yang diambil dan dirasa menghambat atau menggangu jalannya kegiatan tujuannya agar tidak terjadi kesalahan para tahap-tahap selanjutnya dari kegiatan tersebut.
6.      Memilih satu arah tindakan, artinya langkah yang terakhir dari perencanaan ini merupakan langkah yang paling menentukan untuk melanjutkan pada proses pelaksanaan. Dilain hal, sebeuh perencanaan yang baik dan efektif  haruslah memiliki criteria-kriteria sebagai berikut:
1.      Logis dan Rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh sebab itu maka perencanaan tersebut bisa dijalankan
2.      Komprehensif. Perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat komprehensif. Artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung terhadap perusahaan. Perencanaan yang baik tidak hanya terkait dengan bagian yang harus kita jalankan, tetai juga dengan mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan bagian lain di perusahaan.
3.      Fleksibel. Artinya, perencanaan yang baik diharapkan dapat beradaptasi dengan perubahan dimasa yang akan datang, tapi bukan berarti perencanaan itu dapat diubah seenaknya
4.      Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen terhadap seluruh anggota organisasi untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen dapat dibangun dalam sebuah perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan beranggapan bahwa perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi.
5.      Realistis, perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan realistis. Artinya, apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan
3.3  Cara Menyesuaikan Rencana dengan Situasi
“Menyesuaikan rencana dengan situasi yang ada” merupakan petunjuk penting untuk perencanaan yang efektif.
Mengapa “Penyesuaian Rencana” adalah penting
            Kita mengetahui bahwa banyak perusahaan yang nampaknya sangat berhasil meskipun tanpa perencanaan.Sebagai contoh, meskipun Henry Ford mengabaikan perencanaan, perusahaanya (Ford Motor Company) berhasil juga sampai pertengahan tahun 1940-an.
            Mengapa perencanaan itu kadang-kadang efektif, dan kadang-kadang tidak efektif  ? Mengapa beberapa perusahaan hanya sedikit melakukan perencanaan tetapi dapat berhasil, sedangkan yang lain tidak berhasil meskipun terkait dalam perencanaan ?
            Kita telah menyinggung beberapa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sebelumnya. Dalam suatu hal, beberapa perencanaan lebih efektif dari pada yang lain sebagai contoh, mereka menyusun ramalan yang baik dan memilih alternatif yang lebih baik pula sedangkan beberapa perusahaan lain yang melakukan perencanaan dengan ketat tidak menerapkannya dengan baik.
Faktor-faktor Untuk Menyesuaikan Rencana Dengan Situasi
            Ada dua aspek tentang situasi yang akan di bahas dalam ini yaitu:
1.      Lingkungan Perusahaan
Lingkungan perusahaan itu selalu berubah-ubah, misalnya,adanya pengenalan produk baru oleh para pesaing, perubahan kesukaan pembeli,dan seterusnya.Kita akan melihat bahwa semakin cepat perubahan itu terjadi, semakin kurang kita mengandalkan pada perencanaan yang menditail,peramalan menurut statistik, dan hierarkhi tujuan.
2.      Product Life Cycle
Aspek penting yang kedua adalah posisi perusahaan dalam product life cyclenya. Kita akan melihat bahwa perencanaan itu dilakukan apabila product baru yang ada yang sudah mencapai tahap kedewasaan dalam product life cyclenya. Sekarang kita akan melihat lebih dalam lagi tentang ide-ide

BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
Perencanaan adalah hal utama yang harus diperhatikan dalam menjalankan sebuah program atau kegiatan karena pada perencanaan terdapat banyak unsur-unsur yang menjadi tujuan-tujuan perusahaan. Unsur-unsur tersebut dilakukan dengan berbagai macam cara seorang menager dalam menyusun sebuah perencanaan agar terciptanya perencanaan yang baik dan efektif sehingga dapat dijadikan sebagai penilaian yang baik terhadap perencanaan oleh perusahaan atau organisasi itu sendiri atau pihak lain. Dengan demikian, kualitas seorang maneger dalam mengelola organisasi, perusahaaan, atau bahkan negara ditentukan bagaimana ia menyusun sebuah perencanaan.
Hal ini dikarenakan seorang manager adalah orang yang bertanggung jawab atas perusahaan, organisasi, dengan program yang ia tetapkan. Dengan kualitas seorang manager yang memiliki perencanaan yang matang, tentunya setiap fungsi yang ada dalam sebuah perusahaan, organisasi, atau pun negara akan berjalan dengan semestinya dan menghasilkan sebuah tujuan bersama sesuai yang ditargetkan dan yang diharapkan.
4.2  Saran
Berdasarkan pembahasan diatas kami mengharapkan saran-saran dari pembaca yang bisa membangun dan membuat makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi. Kami sadar bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna dan belum sepenuhnya ideal.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta
Griffin, Manajemen. Airlangga, Jakarta, 2004
Amirullah, Rindyah Hanafi, Pengantar Manajemen. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2002
.






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar