BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pandangan terhadap basis data, terdapat tiga level abstraksi data,
yaitu pandangan para pemakai, pandangan konseptual dan pandangan fisikal oleh
seorang perancang basis data. Para pemakai basis data umumnya adalah
orang-orang yang awam terhadap konsep dan teknologi yang digunakan dalam basis
data. Permasalahannya adalah pada saat merancang, seorang perancang perlu
mengetahui kebutuhan data dan informasi yang diinginkan oleh para pemakai.
Dalam hal ini, maka seorang perancang basis data/analis system harus selalu
berkomunikasi dengan para pemakai basis data. Untuk mengkomunikasikan rancangan
basis data dan system yang akan dikembangkan tersebut, diperlukan suatu cara
yang mudah dipahami secara logika oleh para pemakai basis data.
Para pemakai tidak perlu tahu kompleksitas dan kerumitan dalam teknis
penyimpanan data dalam media penyimpan. Pemakai juga tidak akan memperhatikan
bagaimana data disimpan dalam media penyimpanan secara fisik. Untuk kepentingan
ini, maka diperlukan apa yang disebut sebagai model data. Model data merupakan
suatu cara untuk menjelaskan tentang data-data yang tersimpan dalam basis data
dan bagaimana hubungan antar data tersebut untuk para pemakai (user)
secara logic.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
system basis data dari Dosen. Selain itu agar lebih mengerti tentang ilmu yang
masih asing bagi kami ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Model
Basis Data
Model-Model Basis Data pada hakekatnya adalah kumpulan perangkat konseptual
untuk menggambarkan data, relasi data, makna (semantik) data, dan batasan data.
2.1.1. Model Data Hirarki
Hierarchial Model (model hirarki), Model ini dirancang dengan
hubungan yang terstruktur sehingga memungkinkan dan mempermudah akses terhadap
suatu data, memiliki kemampuan untuk menemukan dan memelihara relasi antar
kelompok data. Hubungan yang terjadi dalam model hirarki ini adalah
parent-child dan one-to-many. Setiap tabel parent bisa mempunyai beberapa child
tabel, namun setiap child tabel hanya mempunyai satu parent tabel.
Model hirarkis biasa disebut model pohon, karena menyerupai pohon yang
dibalik. Model ini menggunakan pola hubungan orangtua-anak
Kelebihanya : Karena struktur datanya permanen, dan secara
eksplisit terhubung antara satu sama lainnya, maka proses pengaksesan data akan
lebih cepat, mudah dilakukanya pengaturan dalam integritas data.
Kelemahannya : Meskipun demikian, model struktur yang bersifat
kaku ini menyebabkan beberapa masalah. Penambahan child tabel tidak bisa
dilakukan jika tidak terhubung dengan parent tabel. Misalnya, jika parent
tabelnya adalah “Dokter” dan child tabelnya adalah “Pasien”, maka penambahan
pasien akan bergantung dengan dokter. Dengan kata lain, seorang pasien harus
juga menambahkan seorang dokter. Begitu juga jika sebuah parent tabel dihapus,
maka child-child tabel dibawahnya juga akan terhapus.
Pada model ini pengguna harus familiar dengan struktur basis data, sering terjadinya redudansi (berulangnya) data.
Pada model ini pengguna harus familiar dengan struktur basis data, sering terjadinya redudansi (berulangnya) data.
2.1.2. Model Data Jaringan
Model ini menerapkan hubungan data yang merupakan perbaikan dari
model hirarki, tabel-tabel terhubung dalam sebuah himpunan, dimana suatu tabel
owner akan dihubungkan dengan beberapa tabel member.
Menerapkan konsep dasar relasi parent/child, set strutur dapat
direpresentasikan sebagai relasi one-to-many antar table. Memiliki kemampuan
root table untuk melakukan share relationships dengan child tables.
Kelebihan :
Seperti halnya model hirarki, pengaksesan data pada network model juga
berlangsung sangat cepat, data dapat diakses dari beberapa table, dapat
membentuk query ( perintah-perintah untuk mengakses data ) yang komplek dalam
melakukan retrieve data.
Namun demikian, model ini juga mempunyai beberapa masalah. Misalnya, seorang user harus paham betul secara menyeluruh struktur database yang ada untuk memperoleh sebuah data atau informasi. Jika strukturnya berubah, maka segala informasi yang berkaitan dengannya akan berubah juga.
Namun demikian, model ini juga mempunyai beberapa masalah. Misalnya, seorang user harus paham betul secara menyeluruh struktur database yang ada untuk memperoleh sebuah data atau informasi. Jika strukturnya berubah, maka segala informasi yang berkaitan dengannya akan berubah juga.
2.2. Sistem
Terdistribusi
Sistem terdistribusi adalah sebuah sistem dimana komponen software atau
hardware-nya terletak di dalam jaringan komputer dan saling berkomunikasi
menggunakan message passing (Message passing adalah sebuah teknik untuk
melakukan sinkronisasi dan komunikasi antara proses-proses yang saling
berinteraksi). Ada juga yang mengatakan Sistem Terdistribusi adalah sebuah
sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang terdapat di dalam sebuah
jaringan komputer. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi dan
berkomunikasi hanya dengan melalui pengiriman pesan.
Proses yang terjadi di dalam suatu sistem
terdistribusi antara lain dengan dijalankan secara bersamaan (execute
concurrently), interaksi untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan yang sama,
serta mengkoordinasikan aktifitas dan pertukaran informasi yaitu pesan yang
dikirim melalui jaringan komunikasi
2.2.1. Karakteristik Sistem Terdistribusi
Dalam sistem terdistribusi terdapat beberapa karakteristik, yaitu :
2.2.1.1. No global clock
→ Terdapat batasan pada ketepatan proses sinkronisasi
clock pada sistem terdistribusi, oleh karena asynchonous message passing
→ Pada sistem terdistribusi, tidak ada satu proses
tunggal yang mengetahui global state sistem saat ini
(disebabkan olehconcurrency dan message passing).
2.2.1.2. Independent failure
→ Kemungkinan adanya kegagalan proses tunggal yang tidak
diketahui
→ Proses tunggal mungkin tidak peduli pada kegagalan
sistem keseluruhan
2.2.1.3. Concurrency of components
→ E.g. Beberapa pemakai browser mengakses suatu halaman
web secara bersamaan.
2.2.2. Model Dalam Sistem Terdistribusi
Resources dalam sistem terdistribusi dipakai secara bersama oleh users.
Biasanya di bungkus (encapsulated) dalam suatu komputer dan dapat diakses oleh
komputer lain dengan komunikasi. Setiap resource diatur oleh program yang
disebut dengan resource manager. Resource manager memberikan kemungkinan
komunikasi interface antar resource. Resource Managers dapat digeneralisasi
sebagai proses, kalau sistem di design dengan sudut pandang object (Object
Oriented), resource dibungkus dalam suatu objek.
2.2.2.1. Model Arsitektur (Architectural Models)
Bagaimana cara kerja sistem terdisribusi antara komponen – komponen sistem
dan bagaimana komponen tersebut berada pada sistem terdistribusi :
→ Client – Server Model.
Sistem yang
terdiri dari kumpulan – kumpulan proses disebut dengan server, dan
memberikan layanan kepada user yang disebut dengan client. Model client-server
biasanya berbasiskan protokol request/reply. Contoh implementasi nya, atara
lain RPC (Remote Procedure Calling) dan RMI (Remote Method Invocation) : client
mengirimkan request berupa pesan ke server untuk mengakses suatu service,
sedangkan server menerima pesan tersebut dan mengeksekusi request client dan
mereply hasil ke client.
→ Proxy Server
Proxy server
menyediakan hasil copy (replikasi) dari resource yang di atur oleh server lain.
Biasa nya proxy server di pakai untuk menyimpan hasil copy web resources.
Ketika client melakukan request ke server, hal yang pertama dilakukan adalah
memeriksa proxy server apakah yang diminta oleh client terdapat pada proxy
server. Proxy server dapat diletakkan pada setiap client atau dapat di pakai
bersama oleh beberapa client. Tujuannya adalah meningkatkan performance dan
availibity dengan mencegah frekuensi akses ke server.
→ Peer Process
Semua proses
(object) mempunyai peran yang sama, seperti : Proses berinteraksi tanpa ada nya
perbedaan antara client dan server, Pola komunikasi yang digunakan berdasarkan
aplikasi yang digunakan, dan merupakan model yang paling general dan fleksible
2.2.2.2. Model Interaksi (Interaction Models)
Untuk model interaksinya, sistem terdistribusi dibagi menjadi dua bagian,
yaitu :
→ Synchrounous distributed system
Pada sistem ini
batas atas dan batas bawah waktu pengeksekusian dapat di set, pesan yang
dikirim maupun diterima dalam waktu yang sudah ditentukan, serta fluktuasi
ukuran antara waktu local berada dalam suatu batasan. Beberapa hal penting yang
harus diperhatikan adalah dalam sistem ini terdapat satu waktu global, hanya
sistem ini yang dapat memprediksi perilaku (waktu), serta dalam sistem ini
dimungkinkan dan aman untuk menggunakan mekanisme timeout dalam mendeteksi
error dalam proses / komunikasi.
→ Asynchronous distributed system
Banyak sistem
terdistribusi yang menggunakan model interaksi ini (termasuk Internet).
Ciri-ciri yang dimiliki oleh sistem ini adalah Tidak ada batasan dalam waktu
pengeksekusian, Tidak ada batasan dalam delay transmission (penundaan
pengiriman), Tidak ada batasan terhadap fluktuasi waktu local.
2.2.2.3. Model Kegagalan (Failure Models)
Kegagalan dapat terjadi pada proses atau kanal komunikasi. Dan penyebabnya
bisa berasal dari hardware ataupun software. Model Kegagalan (Failure Models)
dibutuhkan dalam membangun suatu sistem dengan prediksi terhadap kagagalan –
kegagalan yang mungkin terjadi.
§ Omission Faluires
Yang dimaksud dengan Ommision Failures adalah ketika prosesor dan kanal komunikasi
mengalami kegagalan untuk melakukan hal yang seharusnya dilakukan. Dikatakan
tidak mempunyai ommision failures apabila terjadi keterlambatan (delayed)
tetapi akhirnya tetap tereksekusi dan sebuah aksi di eksekusi walaupun terdapat
kesalahan pada hasil.
Dengan synchronous system, ommision failures dapat dideteksi dengan
timeouts. Kalau kita yakin bahwa pesan yang dikirim sampai, timeout akan
mengindikasikan bahwa proses pengiriman rusak, seperti fail-stop behavior pada
sistem.
§ Arbitary Failures
Ini adalah kegagalan yang paling buruk dalam sistem. Tahapan proses atau
komunikasi diabaikan atau yang tidak diharapkan terjadi dieksekusi. Sehingga
hasil yang diharapkan tidak terjadi ataumegeluarkan hasil yang salah.
§ Timing Failures
Timing Failures dapat terjadi pada synchronous system, dimana batas waktu
diatur untuk eksekusi proses, komunikasi dan fluktuasi waktu. Timing Failures
terjadi apabila waktu yang telah ditentukan terlampaui.
2.2.3. Kelebihan Sistem Distribusi
Keuntungan yang didapatkan dalam menerapkan sistem terdistribusi, antara
lain :
§ Performance : Kumpulan dari beberapa prosesor akan memberikan kinerja yang lebih
baik dari pada komputer yang terpusat. Begitu juga kalau dilihat dari sisi
biaya.
§ Distribution
§ Reliability (Fault tolerance) : apabila salah satu komponen terjadi kerusakan, sistem
tetap dapat berjalan
§ Incremental Growth : Mudah dalam melakukan penambahan komputer/komponen
§ Sharing Data / Resources : Berbagi data adalah salah satu hal yang pokok
pada kebanyakan aplikasi.
2.2.4. Kelemahan Sistem Distribusi
Kelemahan pada sistem terdistribusi adalah :
§ Kesulitan dalam membangun perangkat lunak . Kesulitan
yang akan dihadapi antara lain : bahasa pemrograman yang harus dipakai, sistem
operasi, dan lain-lain.
§ Masalah Jaringan : Karena sistem terdistribusi di
implementasikan dalam jaringan komputer,
maka isu-isu yang berkaitan dengan jaringan komputer akan menjadi pertimbangan utama dalam merancang dan mengimplementasikan sistem.
maka isu-isu yang berkaitan dengan jaringan komputer akan menjadi pertimbangan utama dalam merancang dan mengimplementasikan sistem.
§ Masalah Keamanan : Karena pada sistem terdistribusi
berbagi data / sumber daya merupakan hal yang mutlak, maka muncul
masalah-masalah yang berkaitan dengan keamanan data dan lain-lain.
2.2.5. Contoh Sistem Terdistribusi
Contoh Sistem Terdistribusi yang terdapat dalam kehidupan sehari – hari
adalah sistem ATM Bersama yang digunakan oleh beberapa bank nasional di
indonesia. ATM Bersama adalah jaringan ATM pertama yang beroperasi di
Indonesia, yang awalnya menghubungkan duapuluh satu bank di Indonesia. Jaringan
ini didirikan oleh PT Artajasa Pembayaran Elektronis pada tahun 1993 dengan
mengadopsi model dari MegaLink, jaringan ATM di Pilipina. Saat ini jaringan ATM
Bersama memiliki 75 anggota.
ATM Bersama menyediakan banyak fasilitas termasuk cek saldo, penarikan tunai
dan pemindahan dana secara online seketika ke rekening lain dari sesama anggota
jaringan ATM Bersama. Pada tahun 2004 Artajasa membuat jaringan ATM Bersama
lintas perbatasan dengan menggandeng rekanan jaringan ATM MEPS di Malaysia
untuk melayani pekerja-pekerja dari Indonesia, pelajar yang tinggal disana juga
para wisatawan. Singapura dan Thailand juga sudah terhubung dengan jaringan ATM
bersama melalui NETS dan ITMX.
Sistem ini tergolong sistem terdistribusi karena ketika seorang nasabah
sebuah bank (yang tergabung dalam jaringan ATM bersama) hendak melakukan
transaksi pada sebuah gerai ATM namun gerai ATM bank yang digunakan tidak
tersedia di daerah dimana nasabah itu berada atau tidak dapat digunakan, maka
nasabah tersebut dapat menggunakan ATM yang tergabung dalam jaringan ATM
bersama. ATM bersama bisa diidentifikasi dari gerai ATM yang terdapat logo ATM
bersama. Selain pada gerai ATM, logo ATM bersama juga terdapat pada kartu ATM.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Model Basis Data adalah kumpulan perangkat konseptual untuk menggambarkan
data, relasi data, makna (semantik) data, dan batasan data.
Model hirarkis biasa disebut model pohon, karena menyerupai pohon yang
dibalik. Model ini menggunakan pola hubungan orangtua-anak.
Model data jaringan menerapkan hubungan data yang merupakan perbaikan
dari model hirarki, tabel-tabel terhubung dalam sebuah himpunan, dimana suatu
tabel owner akan dihubungkan dengan beberapa tabel member.
Sistem terdistribusi adalah sebuah sistem dimana komponen software atau
hardware-nya terletak di dalam jaringan komputer dan saling berkomunikasi
menggunakan message.
Karakteristik
Sistem Terdistribusi
1. No global clock
2. Independent
failure
Model Dalam
Sistem Terdistribusi
1. Model Arsitektur
(Architectural Models)
2. Model Interaksi
(Interaction Models)
Keuntungan yang didapatkan dalam menerapkan sistem terdistribusi, antara
lain :
§ Performance
§ Distribution
§ Reliability (Fault tolerance)
§ Incremental Growth
§ Sharing Data / Resources
Kelemahan pada sistem terdistribusi adalah :
§ Kesulitan dalam membangun perangkat lunak .
§ Masalah Jaringan
§ Masalah keamanan
3.2. Saran
Agar
lebih mengerti dalam model data pada system basis data ini sebaiknya
mempelajarinya lebih mendatail lagi dan mencari info-info di berbagai sumber,
bila perlu guru pendamping agar cepat mengerti dan akurat.
0 komentar:
Posting Komentar